Kamis, 25 November 2010

MOLLUSCA (Hewan Bertubuh Lunak)

A. ciri umum mollusca

Kata Mollusca berasal dari bahasa Latin, yaitu mallis yang berarti lunak. Jadi Mollusca merupakan hewan triploblastik selomata yang bertubuh lunak. Tubuh lunak tersebut umumnya dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar yang dapat menghasilkan cangkang dari zat kapur (kalsium karbonat) yang keras, tapi ada pula Mollusca yang tidak bercangkang, misalnya cumi-cumi.
Mollusca merupakan kelompok hewan terbesar kedua dalam kerajaan binatang, setelah filum Arthropoda dengan anggota yang masih hidup berjumlah sekitar 75 ribu jenis, serta 35 ribu jenis dalam bentuk fosil. Mollusca bersifat kosmopolit, artinya ditemukan di mana-mana, di darat, payau, di laut, dan air tawar. Mulai dari daerah tropis hingga daerah kutub. Dari palung benua di laut sampai pegunungan yang tinggi, bahkan mudah saja ditemukan di sekitar rumah kita. Hal ini menunjukkan kemampuan adaptasi Mollusca terhadap lingkungan sangat tinggi. Tapi pada umumnya Mollusca hidup di laut.
Anatomi Mollusca relatif mirip dengan Vertebrata. Hal ini menyebabkan banyak ahli memperkirakan bahwa Vertebrata dan Mollusca masih memiliki kedekatan hubungan evolusi. Hal ini diperkuat pula dengan kenyataan bahwa Mollusca, terutama Cephalopoda, memiliki otak yang berkembang baik dan beberapa diantaranya terbukti memiliki kemampuan mengingat yang kuat.
Mollusca dipelajari dalam cabang zoologi yang disebut malakologi.


1. Ciri tubuh,
Tubuh Mollusca simetri bilateral dan tidak bersegmen. Mollusca mempunyai bagian tubuh yang disebut sebagai kaki muskular yang dipakai dalam beradaptasi untuk bertahan di substrat, menggali membor substrat, atau melakukan gerakan dan sebagai alat untuk menangkap mangsa. Dengan kepala yang berkembang beragam menurut kelasnya. Tubuhnya juga dapat mengeluarkan lendir untuk membantu berjalan.

2. Ukuran dan bentuk tubuh,
Ukuran dan bentuk tubuh Mollusca sangat bervariasi. Misalnya, siput yang panjangnya hanya beberapa milimeter dengan bentuk bulat telur. Ada yang terlindung cangkang, yang tersusun atas zat kapur yang dihasilkan oleh kelenjar mantel. Namun, ada juga cumi-cumi raksasa dengan bentuk torpedo bersayap yang panjangnya lebih dari 18 meter.

3. Sistem dan struktur tubuh,
Sistem saraf Mollusca berupa tiga pasang simpul saraf (ganglion), yaitu ganglion sarebral, ganglion visceral, ganglion pedal. Ketiganya dihubungkan dengan serabut-serabut saraf. Sistem saraf Mollusca juga terdiri dari cincin saraf yang mengelilingi esofagus dengan serabut saraf yang melebar.
Sistem pencernaan Mollusca lengkap terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Ada pula yang memiliki rahang dan lidah pada Mollusca tertentu. Lidah bergigi yang melengkung kebelakang disebut radula. Radula berfungsi untuk melumat makanan. Alat ekskresi Mollusca berupa ginjal.
Sistem pernafasan Mollusca menggunakan pulmonum, epidermis, insang (etenidia) yang terletak di rongga mantel. Gastropoda yang hidup di darat melakukan pernapasan dengan paru-paru.

Tubuh Mollusca terdiri dari tiga bagian utama, yaitu:

(a). Kaki merupakan penjulur bagian ventral tubuhnya yang berotot. Kaki berfungsi untuk bergerak merayap atau menggali. Pada beberapa Mollusca kakinya ada yang termodifikasi menjadi tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa.
(b). Massa viseral adalah bagian tubuh Mollusca yang lunak. Massa viseral merupakan kumpulan sebagaian besar organ tubuh seperti pencernaan, ekskresi, dan reproduksi.
(c). Mantel membentuk rongga mantel yang berisi cairan. Cairan tersebut merupakan lubang insang, lubang ekskresi, dan anus. Selain itu, mantel dapat mensekresikan bahan penyusun cangkang pada Mollusca bercangkang.

4. Cara hidup dan habitat,
Mollusca hidup secara heterotrof dengan memakan ganggang, udang, ikan ataupun sisa-sisa organisme. Habitatnya di air tawar, di laut dan didarat. Beberapa juga ada yang hidup sebagai parasit.

5. Reproduksi,
Alat kelamin Mollusca umumnya terpisah (dioseus), tetapi ada pula yang hermafrodit, pembuahannya eksternal. Mollusca bereproduksi secara seksual dengan fertilisasi internal maupun eksternal untuk menghasilkan telur. Telur berkembang menjadi larva dan berkembang lagi menjadi individu dewasa.

6. Peran mollusca bagi manusia,
Umumnya Mollusca menguntungkan bagi manusia, namun ada pula yang merugikan. Peran Mollusca yang menguntungkan adalah sebagai berikut:
-Sumber makanan berprotein tinggi, misalnya tiram batu (Aemaea sp.), kerang (Anadara sp.), kerang hijau (Mytilus viridis), Tridacna sp., sotong (Sepia sp.),
cumi-cumi (Loligo sp.), remis (Corbicula javanica), dan bekicot (Achatina fulica).
-Perhiasan, misalnya tiram mutiara (Pinctada margaritifera).
-Hiasan dan kancing, misalnya dari cangkang tiram batu, nautilus, dan tiram mutiara.
Sedangkan yang merugikan adalah:
-Cacing kapal (teredo navalis), menimbulkan kerusakan besar pada dermaga dan kapal kayu.
-Kerang jenis tertentu (Anadara) merupakan pembawa bakteri Salmonella typhi pembawa tifus.


B. klasifikasi Mollusca

Berdasarkan bentuk dan kedudukan kaki, cangkok, mantel, insang, dan system sarafnya serta ada tidaknya cangkang, Mollusca dibedakan menjadi lima kelas, yaitu :
1. Bivalvia (pelecypoda), yaitu golongan kerang,
2. Gastropoda, yaitu golongan siput,
3. Cephalopoda, yaitu golongna cumi-cumi,
4. Scaphopoda, golongan si cangkang gading,
5. Polyplacophora, yaitu golongan kiton.


Berikut kita bahas lebih dalam tentang pembagian kelas ini,

1. Bivalia (Pelecypoda)
Anggota kelas ini memiliki cangkang ganda. Dalam bahasa Indonesia secara umum disebut "kerang", atau dalam bahasa Inggris disebut "clam". Hewan ini disebut juga Pelecypoda yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu pelecys yang artinya kapak kecil dan podos yang artinya kaki. Jadi Pelecypoda berarti hewan berkaki pipih seperti mata kapak. Hewan kelas ini pun berinsang berlapis-lapis maka sering disebut Lamellibranchiata. Cangkang dihubungkan oleh engsel elastis. Apabila cangkang terbuka kaki keluar untuk bergerak. Untuk menutup cangkang dilakukan oleh otot transversal yang terletak di akhir kedua ujung tubuh dibagian dekat dorsal, yaitu otot aduktor anterior dan posterior. Cangkang berjumlah dua (sepasang) ada di bagian anterior dan umbo (bagian yang membesar/menonjol) terdapat dibagian posterior (punggung). Adanya otot-otot aduktor ini menyebabkan dua cangkang dapat membuka dan menutup.
Pada umumnya Bivalvia hidup di perairan baik air tawar maupun air laut yang banyak mengandung zat kapur yang digunakan untuk membentuk cangkangnya.
Tubuh Bivalvia bilateral simetris, terlindung oleh cangkang kapur yang keras. Bagian cangkang terdiri atas bagian torsal dan bagian ventral. Pada bagian torsal terdapat:
(a). gigi sendi, sebagai poros ketika katup membuka dan menutup serta meluruskan kedua katup;
(b). ligament sendi, berfungsi menyatukan katup bagian dorsal dan memisahkan katup sebelah vertal;
(c). umbo, tonjolan cangkang di bagian dorsal.

Kalau dibuat sayatan memanjang dan melintang, tubuh kerang akan tampak bagian-bagian sebagai berikut:
(a). Paling luar adalah cangkang yang berjumlah sepasang, fungsinya untuk melindungi seluruh tubuh kerang.
(b). Mantel, jaringan khusus, tipis dan kuat sebagai pembungkus seluruh tubuh yang lunak. Pada bagian belakang mantel terdapat dua lubang yang disebut sifon. Sifon atas berfungsi untuk keluarnya air, sedangkan sifon bawah sebagai tempat masuknya air.
(c). Insang, berlapis-lapis dan berjumlah dua pasang. Dalam insang ini banyak mengandung pembuluh darah.
(d). Kaki pipih, bila akan berjalan kaki dijulurkan ke anterior.
(e). Dalam rongga tubuhnya terdapat berbagai alat dalam seperti saluran pencernaan yang menembus jantung, alat peredaran, dan alat ekskresi (ginjal).


Cangkang kerang terdiri atas tiga lapis, yaitu urut dair luar ke dalam sebagai berikut:
a. Periostrakum, merupakan lapisan tipis dan gelap yang tersusun atas zat tanduk yang dihasilkan oleh tepi mantel, sehingga sering disebut lapisan tanduk, fungsinya untuk melindungi lapisan yang ada di sebelah dalamnya dan lapisan ini berguna untuk melindungi cangkang dari asam karbonat dalam air serta memberi warna cangkang.
b. Prismatic, lapisan tengah yang tebal dan terdiri atas kristal-kristal kalsium karbonat yang berbentuk prisma yang berasal dari materi organik yang dihasilkan oleh tepi mantel.
c. Nakreas, merupakan lapisan terdalam yang tersusun atas kristal-kristal halus kalsium karbonat. Merupakan lapisan mutiara yang dihasilkan oleh seluruh permukaan mantel. Di lapisan ini, materi organik yang ada lebih banyak daripada di lapisan prismatic. Lapisan ini tampak berkilauan dan banyak terdapat pada tiram/kerang mutiara. Jika terkena sinar, mampu mamancarkan keragaman warna. Lapisan ini sering disebut sebagai lapisan mutiara.

Lapisan mutiara ini terbentuk dari getah-getah yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar pada sel-sel mantel. Pembentukan mutiara oleh Bivalvia adalah proses yang terjadi kerena aktifitas cangkang, yaitu sebagai berikut:

Jika ada benda asing yang ada di luar tubuh, seperti butiran pasir atau suatu parasit, yang secara tidak sengaja masuk ke dalam cangkang maka akan disimpan dalam suatu kantong kecil dalam mantel.
Di mentel banyak disekresikan nekreas oleh lapisan epitelium kantong tersebut. Sedikit demi sedikit nakreas melapisi partikel atau benda asing tersebut. Dalam waktu 4 tahun partikel dan lapisan nakreas itu telah menjadi mutiara. Didasarkan pada kenyataan ini maka manusia membuat mutiara. Cara yang biasa ditempuh adalah dengan memasukkan benda asing seperti arang, pasir, dan benda lain di sela antara mantel dan cangkang untuk mengeluarkan getahnya. Getah ini menyelimuti benda asing tersebut selanjutnya mengkristal membentuk butiran mutiara. Di Jepang telah dilakukan penyelidikan yang mengarah pada produksi mutiara untuk kepentingan komersial, yakni dengan kultur mutiara. Di Indonesia terdapat pusat pengembangan mutiara, antara lain di Lombok, NTB, dan kepulauan banggai Sulawesi tegah.
Makanan kerang berupa hewan kecil yang terdapat dalam perairan yang masuk bersama air melalui sifon.
Alat pernapasan kerang berupa insang dan bagian mantel. Insang kerang berbentuk W dengan banyak lamella yang mengandung banyak batang insang. Pertukaran O2 dan CO2 terjadi pada insang dan sebagian mantel. Mantel terdapat di bagian dorsal meliputi seluruh permukaan dari cangkang dan bagian tepi. Antara mantel dan cangkang terdapat rongga yang di dalamnya terdapat dua pasang keping insang, alat dalam dan kaki. Alat peredaran darah sudah agak lengkap dengan pembuluh darah terbuka. System pencernaan dari mulut sampai anus.

System saraf kerang terdiri dari 3 pasang ganglion yang saling berhubungan:
•ganglion anterior terdapat di sebelah ventral lambung
•ganglion pedal terdapat pada kaki
•ganglion posterior terdapat disebelah ventral otot aduktor posterior.

Perkembangbiakan kerang secara kawin. Umumnya berumah dua dan pembuahannya internal. Telur yang dibuahi sperma akan berkembang manjadi larva glosidium yang terlindung oleh dua buah katup. Ada beberapa jenis yang dari katupnya keluar larva panjang dan hidup sebagai parasit pada hewan lain, misalnya pada ikan.

Contoh Bivalvia, antara lain :
a. Asaphis detlorata/remis,
b. Teredo navalis/kerang pengebor kayu,
c. Mytilus edulis/kerang hijau,
d. Meleagrina margaretifera/kerang mutiara.
e. Mytilus viridis/kerang hijau,

Banyak spesies Bivalvia yang dapat dimanfaatkan oleh manusia, misalnya tiram (Ostrea), kerang bulu, dan remis (Corbicula) digunakan sebagai bahan makanan. Cangkang Bivalvia dapat digunakan sebagai hiasan dinding, perhiasan ataupun kancing. Bahkan karena adanya lapisan nacre pada cangkangnya, beberapa jenis Bivalvia dapat menghasilkan mutiara, contohnya kerang mutiara Pinctada margaritifera dan P. maxima. Mutiara merupakan bahan perhiasan wanita yang sangat mahal harganya.
Ada juga jenis-jenis Bivalvia yang merugikan, seperti “cacing kapal” (Teredo navalis) yang menimbulkan kerusakan besar pada dermaga dan kapal kayu. Organisme tersebut bukanlah cacing, melainkan suatu jenis Bivalvia yang menggunakan cangkangnya untuk membuat terowongan pada kayu yang terendam di laut. Selain itu, kerang jenis tertentu (Anadara) merupakan pembawa bakteri Salmonella typhi pembawa tifus.


2.Gastropoda
Gastropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu gaster yang berarti perut dan podos yang berarti kaki. Jadi Gastropoda berarti hewan bertubuh lunak yang berjalan dengan menggunakan perutnya. Hewan ini meliputi 50.000 spesies, tetapi 15.000 diantaranya telah punah. Hewan ini tersebar di seluruh permukaan bumi, baik di darat, di air tawar, maupun di air laut. Pada umumnya, hewan ini bersifat herbivor, sering memakan sayuran budidaya sehingga merugikan manusia. Namun, akhir-akhir ini beberapa Gastropoda telah dicobakan menjadi bahan makanan, karena kandungan proteinnya tinggi, misalnya bekicot (achatina fulica) dan beberapa jenis siput.
Gastropoda ada yang memiliki cangkang tunggal, ganda, atau tanpa cangkang. Bentuk cangkangnya bervariasi, ada yang bulat, bulat panjang, bulat kasar, atau bulat spiral. Cangkang umumnya spiral asimetri. Fungsi cangkang untuk melindungi kepala, kaki, dan alat dalam. Pada keadaan bahaya, cangkang ditutup oleh epifragma. Dibagian dalam cangkang terdapat mantel yang membungkus seluruh tubuh Gastropoda. Mantel ini tebal, kecuali pada bagian dekat kaki biasanya tipis. Mantel berfungsi membentuk ekskresi untuk membentuk cangkang baru.
Tubuh Gastropoda bilateral simetri, tetapi pada perkembangan selanjutnya tubuh bagian belakang dan alat-alat dalamnya mengalami pembengkokan hampir membentuk lingkaran. Kecuali siput telanjang atau Vaginula, seluruh anggota tubuh Gastropoda terlindung oleh sebuah cangkang berkatup satu, sehingga disebut univalve.
Tubuh Gastropoda terbagi atas kepala, leher, kaki, dan alat-alat dalam (visceral). Pada kepala terdapat sepasang tentakel pendek sebagai alat pembau dan sepasang tentakel panjang sebagai alat penglihat. Di bawah kepala terdapat kelenjar mulkosa yang menghasilkan lendir yang membasahi kaki sehingga mudah bergerak. Kaki lebar pipih dan selalu basah, berguna untuk berpindah secara merayap. Kaki sebenarnya merupakan perut yang tersusun oleh otot yang sangat kuat dan dapat bergerak bergelombang.
Mulut Gastropoda telah berkembang baik. Letaknya di ujung anterior, dilengkapi dengan rahang dari zat tanduk serta lidah parut atau radula di dasar perutnya. Anus terletak di bagian anterior tubuh.


System peredaran darah terbuka dengan jantung dan saluran darah sebagai organ transportasi. Jantung terdiri atas serambi dan ventrike yang terletak dalam rongga parikardial. Darah (plasma dan butir darah) tak berwarna dan berfungsi mengedarkan oksigennya ke seluruh tubuh serta mengangkut sisa pembakaran. Jantung terdiri atas serambi dan bilik yang dilindungi rongga parikardium.
Alat respirasi Gastropoda berupa insang bagi yang hidup di air dan paru pulmonum bagi yang hidup di darat. Di samping itu, kadang-kadang rongga mantel juga dapat melakukan fungsi respirasi. Pulmonum merupakan jalinan antara pembuluh-pembuluh darah yang berhubungan langsung dengan jantung.
System ekskresi berupa nafridium yang terletak di dekat jantung dan saluran ureter yang terletak di dekat anus. Alat ekskresi siput berupa ginjal yang terdapat di dekat jantung. Ginjal ini memiliki saluran ekskresi yang bermuara pada mantel.
System pencernaan makanan meliputi rongga mulut, kerongkongan, kelenjar ludah, tembolok, lambung, dan anus. Saluran pencernaan berbentuk huruf U. Makanan dipotong-potong oleh rahang tanduk dan dikunyah oleh radula dan dibasahi dengan lendir dari kelenjar ludah. Kemudian makanan ditelan ke kerongkongan dan berturut-turut menuju tembolok, lambung, dan dibuang lewat anus yang terdapat di kepala.
System saraf Gastropoda terdiri atas tiga pasang, yaitu ganglion visceral, ganglion pedal, dan ganglion serebral. Di bawah ganglion pedal terdapat sepasang alat keseimbangan atau statosit. Susunan saraf berupa ganglion yang bercabang di seluruh tubuh.
Perkembangbiakan siput secara kawin dan bersifat hemaprodit, tetapi tidak mampu melakukan autofertilisasi. Ada hewan Gastropoda yang diesis dan ada yang monoesis. Pada hewan monoesis alat kelamin jantan dan betina terdapat pada satu hewan, tetapi tidak dapat membuahi sendiri. Untuk melakukan pembuahan harus didahului dengan kopulasi. Alat reproduksinya disebut ovotestis, yaitu suatu badan penghasil ovum dan sperma. Sperma yang dihasilkan akan diteruskan ke saluran sperma., ditampung dalam kantung sperma dan dikeluarkan melalui alat kawin. Sedangkan sel telur yang dihasilkan akan diteruskan ke saluran telur, reseptakel seminal, dan akhirnya keluar melalui lubang kelamin.
Walaupun Gastropoda merupakan organisme hemaprodit, agar terjadi reproduksi tetap diperlukan dua individu. Reproduksi dimulai ketika dua Gastropoda saling mendekat dan saling memasukkan penis masing-masing ke lubang kelamin pasangannya untuk memindahkan sperma. Setelah itu keduanya berpisah dan masing-masing Gastropoda meletakkan telur yang telah dibuahi dan dilindungi oleh zat gelatin pada tempat yang gelap.
Telur yang dibuahi akan terlindung oleh cangkang kapur, diletakkan di atas bebatuan atau sampah. Karena pengaruh suhu lingkungan, telur akan menetas. Ketika masih berbentuk larva, tubuh Gastropoda bersimetri bilateral, tetapi setelah dewasa tubuhnya mengalami pembengkokan sehingga menjadi tidak simetri (asimetri).

Kelas gastropoda terbagi menjadi 3 subkelas:

(a). Subkelas Prosobranchia
Bernapas menggunakan insang, bercangkang tunggal, sebagian besar anggotanya merupakan siput-siput yang hidup di air laut (termasuk daerah pasang surut dan muara sungai). Bentuk cangkangnya sangat beraneka ragam, mulai dari yang sangat sederhana, berbentuk topi (dari keluarga Patellidae - biasa disebut "limpet" atau "kerang topi"; merupakan salah satu makanan khas Hawai'i yang disajikan mentah, disebut "opihi"), berbentuk tabung yang melingkar tak beraturan (misalnya Siliquaria anguina atau worm tube), namun mayoritas berbentuk spiral atau bergelung, baik dekstral (mengikuti arah jarum jam) maupun sinistral (berlawanan arah jarum jam).

(b). Subkelas Opistobranchia
Bernapas menggunakan insang yang terletak di bagian belakang, ada yang bercangkang, namun ada juga yang tak bercangkang (biasa disebut nudibranch atau "kelinci laut"; ada juga yang dijuluki "Spanish Dancer" karena berwarna merah dan bisa berenang di laut bagaikan gaun penari rakyat Spanyol/Amerika Latin).

(c). Subkelas Pulmonata
Hidup di darat, bernapas dengan paru-paru, dan sebagian besar anggotanya adalah hermafrodit (berkelamin ganda). Contoh jenis yang bercangkang adalah bekicot/Giant African Snail (Achatina fullica/A.variegata), escargot (Helix pomatia), sementara yang tak bercangkang adalah keong bugil/siput telanjang.

Contoh Gastropoda, antara lain :
a. Vivipara javanica (kreco)
b. Limnaea truncatula (siput perantara fasciolosis)
c. Melania testudinaria (sumpil)
d. Achantina fulica (bekicot)
e. Ampularia ampulacea (keong gondang)
f. Vivipara javanica (kreco)
g. Murex siphelinus (cangkok berduri dan hidup di laut)
h. Vaginula sp. (siput telanjang)
i. Filicaulis sp. (siput lintah)



3.Cephalopoda
Cephalopoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu chephalo yang berarti kepala dan podos yang artinya kaki. Jadi Cephalopoda adalah Mollusca berkaki di kepala atau kepalanya dilingkari oleh kaki-kaki yang termodifikasi menjadi tentakel. Umumnya mereka juga memiliki kantung tinta, kecuali nautilus, yang menghasilkan cairan tinta hitam yang akan disemburkan dalam keadaan bahaya untuk menghindar dari musuhnya. Chepalopoda bernapas dengan insang dan memiliki organ indra serta system saraf yang berkembang baik. Di dalam mulutnya terdapat radula. Ukuran tubuhnya bervariasi, dari beberapa centimeter hingga puluhan meter. Kecuali Nautilus, semua anggota tubuh Cephalopoda tidak terlindungi oleh cangkang.
Untuk melindungi dirinya dari serangan musuh, dapat dengan cara mengubah warna tubuh sesuai warna lingkungan. Hal ini dimungkinkan karena pada kulit terdapat pembawa warna atau kromatofora. Beberapa jenis membela diri dengan mengeluarkan zat tinta.

Kelas Cephalopoda dibagi menjadi 2 ordo, yaitu tetrabranchiata dan dibranchiata.

(1). Ordo Tetrabranchiata, meliputi jumlah spesies yang sangat banyak, diantaranya telah menjadi fosil (kelompok nautiloid dan ammonoids) yang hidup pada zaman Mesozoik (60 juta tahun yang lalu). Contoh yang mewakili dari nautiloids adalah genus nautilus yang dapat dijumpai di lautan pasifik dan lautan Indonesia. Tetrabranchiata memiliki cangkang luar dari kapur yang membelit dan memiliki beberapa lengan. Hewan ini mempunyai dua pasang insang serta dua pasang nefridia dan tidak mempunyai kromatofora dan kantung tinta. Salah satu famili dari ordo tetrabranchiata adalah famili nautilidae, cantohnya nautilus pompilus.

(2). Ordo Dibranchiata memiliki cangkang dalam atau tidak sama sekali dengan lengan lebih sedikit dibandingkan tetrabranchiata. Hewan ini mempunyai kantung tinta, sepasang insang, sepasang nefrida, serta memiliki kromatofora. Ordo dibranchiata dibagi menjadi 2 sub-ordo yaitu:
(a) Subordo decapoda, contoh: loligo pealeii dan sepia officinalis.
(b) Subordo octapoda, sebagian besar tak memiliki cangkang kecuali genus argonauta. Contoh octapoda antara lain argonauta argo, octopus vulgaris dan octopus bairdi.

Contoh hewan Cephalopoda , antara lain :
a. Loligo indica atau cumi-cumi mempunyai kantong tinta, cangkang di dalam tubuh terbuat dari kitin. Mempunyai 8 tangan dan 2 tentakel.
b. Sepia s p. atau sotong mempunyai kantong tinta, cangkang di dalam tubuh terbuat dari kapur. Mempunyai 8 tangan dan 2 tentakel.
c. Nautilus pampilus tidak memiliki kantung tinta, cangkang terdapat di luar terbuat dari kapur.
d. Octopus vulgaris atau gurita mempunyai kantong tinta, tidak memiliki cangkang. Mempunyai 8 tangan.

Peranan Cephalopoda bagi manusia terutama sebagai sumber protein, misalnya cumi-cumi dan gurita.

Karakteristik cumi-cumi
Tubuh cumi-cumi dapat dibedakan atas kepala , leher, dan badan. Kepala cumi-cumi besar, matanya berkembang dengan baik karena telah dapat berfungsi untuk melihat. Mulutnya terdapat di tengah-tengah, dikelilingi oleh 10 tentakel, 2 tentakel panjang dan 8 tentakel lebih pendek. Tentakel panjang berfungsi untuk menangkap mangsa dan berenang. Pada setiap tentakel terdapat alat penghisap atau sucker. Di sisi kiri dan kanan tubuhnya terdapat sirip yang penting untuk keseimbangan tubuh.


Pada dinding permukaan dorsal terdapat pen yang penting untuk menyangga tubuh. Seluruh tubuh cumi-cumi terbungkus oleh mantel. Di bagian punggung, mantel melekat pada badan, sedangkan di daerah perut tidak melekat, sehingga terbentuk rongga , disebut rongga mantel.
Cumi-cumi dapat bergerak dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan tentakel dan dengan menyemprotkan air dari rongga mantel. Bila rongga mentel penuh air, dan air menyemprot melalui sifon menyebabkan tubuh cumi-cumi terdorong mundur. Semprotan air menimbulkan dorongan yang sangat kuat terhadap tubuh cumi-cumi, sehingga timbul gerakan seperti panah, itulah sebabnya cumi-cumi sering disebut panah laut.
Alat pencernaan cumi-cumi terdiri atas mulut, faring, kerongkongan, lambung, usus buntu, usus dan anus. System pencernaan cumi-cumi telah dilengkapi kelenjar pencernaan yang meliputi kelenjar ludah, hati, dan pankreas, dimulai dari rongga mulut yang dikelilingi tentakel, dan berturut-turut menuju faring, esophagus, lambung, usus halus, dan berakhir di anus. Anus cumi-cumi bermuara pada rongga mantel. Di faring terdapat radula dan hati. Makanan cumi-cumi adalah udang-udangan, Mollusca lain, dan ikan.
Perkembangbiakan cumi-cumi hanya dapat secara kawin. Alat kelaminnya terpisah, masing-masing alat kelamin terdapat di dekat ujung rongga mantel dengan saluran yang terbuka kearah corong sifon. Cumi-cumi betina menghasilkan telur yang akan dibuahi di dalam rongga mentel. Kemudian, telur yang sudah dibuahi dibungkus dengan kepsul dari bahan gelatin. Telur yang menetas menghasilkan cumi-cumi muda berukuran kecil. Beberapa jenis Cephalopoda merupakan infertebrata terbesar, contohnya cumi-cumi raksasa (Architeuthis princes) yang memiliki panjang total 15 meter. Baik gurita, cumi-cumi, maupun sotong merupakan bahan makanan penting bagi manusia di beberapa bagian dunia.
System peredaran terdiri dari jantung sistematik, aorta, dan arteri bersifat ganda dan tertutup.
System ekskresi berupa nefridium yang terletak di sebelah jantung.
System saraf terdiri atas tiga pasang ganglion. Indera sensoris juga sangat berkembang dan dilengkapi dengan dua stasista dan alat pembau.
System reproduksi terjadi secara seksual dengan fertilisasi internal. Hewan jantan terpisah (diesis).


4.Scaphopoda

Kelas Scaphopoda juga dikenal dengan nama siput gading atau siput gigi. Anggota kelas ini juga dijumpai di laut. Ciri khasnya adalah memiliki cangkang yang berbentuk pipa atau silinder (tabung) memanjang atau kerucut dan terbuka di kedua ujungnya. Individu dewasa hidup terbenam di dalam pasir, bercangkang seperti kerucut atau tanduk. Kedua ujung cangkang berlubang. Kaki terdapat di daerah mulut. Tubuhnya diselubungi mantel. contohnya Dentalium elephantium dan Dentalium vulgare.




5.Polyplacophora

Semua anggota kelas Polyplacophora hidup di laut dan pada umumnya melekat pada dasar perairan. Hewan ini memiliki ciri tubuhnya berbentuk pipih memanjang, tidak berkepala, tidak bertentakel, dan pada bagian punggungnya terdapat cangkang yang tersusun atas beberapa (biasanya belapan) lempeng terlapis yang saling tumpang tindih seperti genting. Di dalam mulutnya terdapat radula. Contoh kelas Polyplacophora ialah Chiton.
System pencernaan dimulai dari mulut yang dilengkapi radula dan gigi – faring – perut – usus halus – anus. Kelenjar pencernaannya adalah hati yang berhubungan dengan perut.
System saraf berupa cincin esophagus dan 2 cabang saraf yang disarafi matel dan daerah kaki. Tidak terdapat ganglion yang jelas, tetapi ada sel-sel ganglion pada cabang saraf.
System peredaran darah lakunair (terbuka) terdiri dari jantung, aorta, dan sebuah sinus. Darah mendapat oksigen dari insang.
System ekskresi dilakukan oleh sepasang ginjal yang bermuara kearah posterior.
System reproduksi secara seksual, yaitu dengan pertemuan ovum dan sperma. Terdapat individu jantan dan betina.



3. kesimpulan

Mollusca adalah hewan triploblastik selomata yang bertubuh lunak. Tubuh lunaknya dilengkapi dengan kelenjer-kelenjer yang dapat menghasilkan cangkang yang terbentuk dari zat kapur (kalsium karbonat) yang keras. Namun ada pula Mollusca yang tidak bercangkang, contohnya cumi-cumi.
Mollusca adalah kelompok hewan terbesar kedua setelah filum Arthropoda. Mollusca bersifat kosmopolit, artinya ditemukan di mana-mana, di darat, payau, di laut, di air tawar mulai dari daerah tropis hingga daerah kutub. Dari palung benua di laut sampai pegunungan yang tinggi, bahkan mudah saja ditemukan di sekitar rumah kita. Hal ini menunjukkan kemampuan adaptasi Mollusca terhadap lingkungan sangat tinggi. Tapi pada umumnya Mollusca hidup di laut.
Anatomi Mollusca relatif mirip dengan Vertebrata. Hal ini menyebabkan banyak ahli memperkirakan bahwa Vertebrata dan Mollusca masih memiliki kedekatan hubungan evolusi.
Pembagian kelas dalam filum Mollusca ini berdasarkan tipe kaki, kedudukan kaki, cangkok, mantel, insang, dan system sarafnya serta ada tidaknya cangkang atau tipe cangkang. Mollusca di bagi menjadi 5 kelas, yaitu: Bivalvia (golongan kerang), Gastropoda (golongan siput), Cephalopoda (golongna cumi-cumi), Scaphopoda (golongan si cangkang gading), Polyplacophora (golongan kiton).
Banyak Mollusca yang menguntungkan bagi manusia, namun banyak juga Mollusca yang merugikan manusia, diantaranya tiram mutiara sebagai penghasil perhiasan dan Cacing kapal (teredo navalis) yang dapat merusak dermaga dan kapal kayu.

1 komentar: